Selasa, 13 Maret 2012

PROSES AMONIASI JERAMI PADI


            Usaha ternak ruminansia (memamah biak) sumber pakan  utamanya adalah hijauan. Sebagian besar komponen usaha ternak pada ketersediaan pakan yang cukup baik mutu maupun jumlahnya, serta didukung dengan pola yang tepat dan sesuai.
            Salah satu faktor teknis yang menghambat perkembangan ternak adalah faktor penyediaan pakan. Tersedianya hijauan disetiap daerah dan sepanjang tahun tidak merata, terutama pada musim kemarau.
            Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah yang cukup banyak serta mudah diperoleh dengan harga murah. Namun pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak sangat terbatas karena kandungan silikat, sehingga sulit dicerna oleh ternak sapi.
            Untuk meningkatkan manfaat jerami padi sebagai pakan ternak dilakukan dengan amoniasi menggunakan Urea.  Dengan penambahan Urea diharapkan nilai gizi jerami tersebut bertambah.

Keuntungan Pemanfaatan Jerami Padi
1.      Menambah persediaan bahan pakan dan peluang untuk meningkatkan populasi ternak.
2.      Menghindari kekurangan pakan  di daerah-daerah tertentu dimusim kemarau.
3.      Meningkatkan produksi ternak melalui pengolahan nilai cerna jerami akan lebih baik sehingga pertumbuhan ternak juga lebih baik.
4.      Mengurangi pencemaran dan pengrusakan lingkungan. Pengolahan jerami padi yang kurang baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, seperti jerami dibakar di sawah, sungai atau dibuang sembarangan.

            PROSES AMONIASI JERAMI PADI
           
            Amoniasi merupakan proses perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian (pada umumnya jerami padi) dengan cara menambah bahan kimia berupa Urea  CO(NH2)2.
            Keuntungan pemakaian urea untuk amoniasi adalah sangat mudah diperoleh di setiap tempat, harganyapun relatif murah, mudah ditangani, tidak beracun dan memiliki kandungan nitrogen yang sangat tinggi ( 46% ). Dengan demikian teknologi ini mudah diterapkan dan dikembangkan dimanapun sampai di tingkat pedesaan.
            Urea yang diperlukan dalam proses amoniasi adalah sebanyak  4 kg untuk setiap 100 kg jerami. Bahan lain yang diperlukan adalah aiir yang berfungsi sebagai bahan pelarut yang jumlahnya sangat bergantung pada jumlah jerami yang akan di amoniasi.
Sebagai patokan, setiap 1 (satu) kilogram jerami membutuhkan 1 (satu) liter air. Jerami yang akan diamoniasi sebaiknya dipotong-potong, 10–15 Cm.


Prosedur/Langkah-Langkah Pembuatan
1.            Buat dinding pembatas dengan ukuran panjang 2 M, lebar 1 M dan  tinggi 1 M, atau kelipatannya sebagai tempat (pit) amoniasi.
2.            Lapisi lantai dan dinding dengan lembaran plastik.

3.            imbang jerami yang akan diamoniasi  (misalnya  10 kg )
4.            Hamparkan jerami diantara dinding pembatas.
5.            Larutkan Urea (400 gram) kedalam
       10 ltr air.
6.            Siramkan secara merata pada hamparan jerami dengan menggunakan gembor, sedikit demi sedikit.
7.            Lakukan pemadatan dengan cara diinjak-injak.
8.            Ulangi (langkah 3 dan seterusnya) huingga tempat pembuatan (pit) terisi penuh.
9.            Tutup bagian atas dengan lembaran plastik agar terhindar dari  curahan air hujan.
10.        Biarkan selama 7 hari.
11.        Setelah 7 hari, jerami hasil  amoniasi  dapat dibongkar dan siap diberikan kepada ternak.


CATATAN :
Sebelum diberikan / digunakan sebagai pakan ternak, jerami hasil amoniasi tersebut harus diangin-anginkan terlebih dahulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kami membutuhkan komentar anda..